RESUME PEMBELAJARAN KOOPERATIF



RESUME
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Oleh : Nur Anggraini Putri

            Pembelajaran Kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar ( learning community ). Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga.

Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
1. Saling ketergantungan positif
2. Interaksi tatap muka
3. Akuntabilitas individual
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Unsur – Unsur Model Pembelajaran Kooperatif
            Menurut Roger dan David Johnson ada 5 unsur dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu :
1. Positive interdependence ( saling ketergangtungan positif ) Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada 2 pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
2. Personal responsibility ( tanggung jawab perorangan )
Tanggung jawab perorangan merupakan kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
3. Face to face promotive interaction ( interaksi promotif )Unsur ini penting untuk dapat menghasilkan saling ketergantungan positif.
4. Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota / ketrampilan )
Dalam unsur ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1. Meningkatkan hasil belajar akademik
2. Penerimaan terhadap keragaman
3. Pengembangan ketrampilan social

Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Keuntungan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :
  1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social
  2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
  3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
  4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
  5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau  egois.
  6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
  7. Berbagi ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
  8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
  9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
  10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
  11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas

Model Pembelajaran Kooperatif
Fase 1 : Present goals and set, Menyampaikan tujuan dan memper siapkan peserta didik


Fase 2 : Present information, Menyajikan informasi


Fase 3 : Organize students into learning teams, Mengorganisir peserta didik ke dalam tim – tim  belajar


Fase  4 : Assist team work and study, Membantu kerja tim dan belajar


Fase 5 : Test on the materials, Mengevaluasi


Fase 6 : Provide recognition, Memberikan pengakuan atau penghargaan


Teknik – Teknik Pembelajaran Kooperatif
1. Metode STAD ( Student Achievement Divisions ) 
            Metode ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan – kawan dari universitas John Hopkins. Metode ini digunakan para guru untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penilaian verbal maupun tertulis.
2. Metode Jigsaw
3. Metode G ( Group Investigation )
            Metode ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini siswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari melalui investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi dan proses memiliki kelompok.
4.  Metode struktural
            Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada struktur – struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola – pola interaksi siswa.
Contoh teknik pembelajaran metode struktural yaitu :
a.  Mencari Pasangan ( Make a Match )
b.  Bertukar Pasangan
c.  Berkirim Salam dan Soal
d.  Bercerita Berpasangan
e.   Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stay )
f.   Keliling Kelompok
g.  Kancing Gemerincing
5. Think – Pair – Share
6.  Numbered Heads Together
7.  Bamboo Dancing
8.  Point – Counter – Point
9.  The Power of Two
10. Listening Team



Metode-Metode Pendukung Pengembangan Pembelajaran Kooperatif
1. PQ4R (P ( Preview ), Q ( Question ), R ( Read ), R ( Reflect ), R ( Recite ), R ( Review ) )
2. Guided Note Taking
            Merupakan metode catatan terbimbing yang dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa.
3. Snowball Drilling
            Metode ini dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan – bahan bacaan. Peran guru adalah mempersiapkan paket soal – soal pilihan ganda dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi.
4. Concept Mapping
5. Giving Question and Getting Answer
            Dilakukan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan.
6.Question Student Have
            Dilakukan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan bertanya.
7. Talking Stick
            Metode ini mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.
8. Everyone is Teacher Here
            Metode ini merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual dan member kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi teman – temannya.
9. Tebak Pelajaran
Dikembangkan untuk menarik pehatian siswa selama mengikuti pembelajaran.

Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
            Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan – keunggulan dalam pembelajarannya, antara lain
  1. Dengan pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa tidak akan merasa terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu.
  2. Karena keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang berbeda – beda sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain untuk melengkapi jawaban yang lain.
  3. Pembelajaran kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah – masalah yang membutuhkan pemikiran bersama.
  4. Dalam pembelajaran kooperatif para paserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena bekerja sama dengan teman – temannya.
  5. Dalam pembelajaran kooperatif memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga diantara anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.

Kelemahan Pembelaajaran Kooperatif
            Pembelajaran kooperatif selain memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan – kelemahan antara lain :
  1. Dalam pembelajaran kooperatif apabila kelompoknya tidak dapat bekerjasama dengan baik dan kompak maka akan terjadi perselisihan karena adanya berbagai perbedaan yang dapat menyebabkan perselisihan.
  2. Terkadang ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam, sehingga pembagian tugas tidak merata.
  3. Dalam pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup lama sebab harus saling berdiskusi bersama teman – teman lain untuk menyatukan pendapat dan pandangan yang dianggap benar.
  4. Karena sebagian pengetahuan didapat dari teman dan yang menerangkan teman maka terkadang agak sulit dimengerti, sebab pengetahuan terbatas.

Komentar

Postingan Populer