RESUME PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN SAINS



RESUME
PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN SAINS
Oleh : Nur Anggraini Putri

            Pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dengan pendekatan inkuiri (inquiry) maupun pemecahan masalah (problem solving). Teori yang mendasari terjadinya belajar yang berorientasi pada inkuiri dan pemecahan masalah adalah konstruktivisme dan siklus belajar . Dalam pembelajaran sains, penerapan kedua teori tersebut dapat dikembangkan dengan karakteristik terfokus pada tujuan pembelajaran dan materi tertentu.  Inkuiri merupakan proses intelektual yang rasional dan menyenangkan (enjoyfull) dalam  mendeskrispsikan sains (Ting, 2001). Tujuan utama inkuiri adalah penyelidikan yang aktif baik untuk pengetahuan maupun pemahamanan untuk memenuhi keingintahuan siswa. Kemampuan dasar bekerja ilmiah sesungguhnya merupakan perluasan dari metode ilmiah, yang diartikan sebagai scientific inquiry yang diterapkan dalam tindakan dalam belajar IPA maupun dalam kehidupan. Kemampuan dasar bekerja ilmiah terdiri atas kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

Berdasarkan pendapat para ahli bahwa inkuiri merupakan suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam pembelajaran berbasis inkuiri, siswa terlibat secara mental dan secara fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan kata lain para siswa akan menjadi terbiasa berperilaku sebagai saintis (objektif, jujur, kreatif, dan menghargai yang lain). Dalam pembelajaran dengan inkuiri maupun pemecahan masalah, belajar dilakukan dalam kelompok kecil, agar dapat menumbuhkan pengetahuan, kemampuan berpikir, sikap dan keterampilan komunikasi.
 
            Selanjutnya ditinjau dari tingkat kompleksitasnya pembelajaran dengan inkuiri dibedakan menjadi tiga tingkatan (Trowbridge & Bybee, 1990).
·         Tingkatan pertama adalah pembelajaran  penemuan (discovery).
            Dalam pembelajaran penemuan siswa diajak melakukan pencarian konsep melalui kegiatan yang melibatkan pertanyaan,inferensi, prediksi, berkomunikasi, interpretasi dan menyimpulkan.
·         Tingkatan kedua adalah pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry).
            Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing masalah dimunculkan oleh pembimbing atau oleh guru.
·         Tingkatan paling kompleks adalah inkuiri terbuka atau bebas (open inquiry).
            Sementara dalam pembelajaran inkuiri terbuka atau inkuiri bebas, masalah berasal dari siswa dengan bantuan arahan dari guru sampai siswa menemukan apa yang dipertanyakan dan mungkin berakhir dengan pertanyaan atau masalah baru yang perlu ditindaklanjuti pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

Kesamaan dari ketiga pembelajaran tersebut adalah ketiganya melibatkan keterampilan proses sains dan atau kemampuan dasar bekerja ilmiah. Inkuiri merupakan seni bertanya IPA tentang gejala alam dan menemukan.”

Terdapat unsur-unsur yang sama dalam pembelajaran inkuiri :
  1. Siswa menjadi pelajar yang aktif untuk mengembangkan pemahaman mereka kearah pengetahuan ilmiah. 
  2. Tugas guru menjadi lebih kompleks dalam mengakomodasikan perbedaan siswa secara individual dan memotivasi siswa untuk mengeks-presikan gagasan mereka, dan memfasilitasi proses untuk membentuk pengetahuan tanpa arahan guru.
  3. Sains disajikan bukan sebagai suatu pengetahuan yang terstandarisasi atau proses dogmatis, melainkan dalam berbagai sajian dalam hakekat pemahaman melalui kombinasi beberapa paradigma pakar. 
Implikasi Inquiry terhadap Pembelajaran Sains
            Implikasi dari inkuiri dalam pembelajaran sains menuntut guru untuk menyiapkan kegiatan yang memungkinkan siswa mengidentifikasi dan mereviu informasi sains sekunder secara kritis. Seluruh kegiatan seyogianya dilaksanakan di dalam kelas yang membantu guru dan para siswa di dalam masyarakat belajar. Guru harus menyusun strategi terbaik dalam mengajarkan topik-topik tertentu dengan keterlibatan penuh siswa untuk memahami konsep dan prinsip ilmiah. Mengajar sains melalui inkuiri memberikan peluang kepada guru sains untuk mengembangkan kemampuan siswa dan memperkaya pemahaman sains siswa.

Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip :
  1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
  2. Prinsip interaksi
  3. Prinsip bertanya
  4. Prinsip berpikir
  5. Prinsip keterbukaan
Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
1.    Orientasi : langkah untuk membina suasana yang responsif.
2.   Merumuskan Masalah : langkah yang membawa siswa pada persoalan yang mengandung teka-teki.
3.    Mengajukan  Hipotesis : jawaban sementara dari permasalahan yang sedang di kaji.
4.   Mengumpulkan Data : aktivitas yang menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5.   Menguji Hipotesis : proses yang menentukan jawaban yang dianggap diterima dan sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6.   Merumuskan Kesimpulan : proses mendeskripsikan temuan  berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Kesulitan – Kesulitan Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri
  • StrategiPembelajaran Inkuiri menekankan pada proses belajar dan hasil belajar. 
  • Budaya belajar siswa : menerima materi pelajaran dari guru. 
  • Sistem pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten.
Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri
  • Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. 
  • Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 
  • Strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern. 
  • Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
  • Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 
  • Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 
  • Memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.


Komentar

Postingan Populer