RESUME TEORI KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
Oleh :
Nur Anggraini Putri
Secara bahasa Kognitif berasal dari
bahasa latin ”Cogitare” artinya
berfikir. Sedangkan secara istilah dalam pendidikan kognitif adalah salah satu
teori diantara teori-teori belajar dimana belajar adalah pengorganisasian
aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Teori ini muncul
disebabkan ahli Psikologi merasa bahwa pembelajaran yang telah dilakukan dengan
teori-teori sebelumnya belum memuaskan, misalnya saja dengan pembelajaran
menggunakan teori Behavioristik yang mana dalam teori ini lebih menekankan
hasil pada perubahan tingkah laku peserta didik.
1.
Teori
Perkembangan Piaget
Menurut
Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan system syaraf. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau
kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.Menurut Jean Piaget, bahwa proses belajar sebenarnya
terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Asimilasi yaitu proses
penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada
dalam benak siswa. Contoh, bagi siswa yang sudah mengetahui prinsip
penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka proses
pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dalam benak siswa),
dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru) itu yang disebut asimilasi.
b. Akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi
yang baru. Contoh, jika siswa diberi soal perkalian, maka berarti pemakaian
(aplikasi) prinsip perkalian tersebut dalam situasi yang baru dan spesifik itu
yang disebut akomodasi.
c. Equilibrasi (penyeimbangan) yaitu penyesuaian berkesinambungan
antara asimilasi dan akomodasi. Contoh, agar siswa tersebut dapat terus
berkembang dan menambah ilmunya, maka yang bersangkutan menjaga stabilitas mental
dalam dirinya yang memerlukan proses penyeimbangan antara “dunia dalam” dan
“dunia luar.
Piaget
membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu :
Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak mengatur
sensorinya (inderanya) dan tindakan-tindakannya. Pada awal periode ini anak
tidak mempunyai konsepsi tentang benda-benda secara permanen.
Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak
sudah dapat memahami objek-objek secara sempurna, sudah dapat mencari benda
yang dibutuhkannya walaupun ia tidak melihatnya. Sudah memiliki kemampuan
berbahasa (dengan kata-kata pendek).
Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak
sudah mulai melakukan operasi dan berpikir rasional, mampu mengambil keputusan
secara logis yang bersifat konkret, mampu mepertimbangkan dua aspek misalnya
bentuk dan ukuran.
Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Remaja
tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran.
Mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotetis,
atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. Tiga sifat pemikiran
remaja pada tahap operasional formal yaitu remaja berfikir lebih abstrak
daripada anak-anak, remaja sering berfikir tentang yang mungkin remaja mulai
berfikir seperti ilmuwan.
Teori Belajar Menurut Bruner.
Dalam memandang
proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah
laku seseorang. Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia mengatakan bahwa proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesmpatan kepada siswa
untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya. Perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap :
a. Tahap
enaktif
Seseorang melakukan aktifitas dalam upayanya memahai lingkungan
sekitarnya
b. Tahap ikonik
Seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
viualisasi verbal.
c. Tahap simbolik
Seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak
yang sangat dipengruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Teori Belajar bermakna Ausubel
Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan asimilasi yang
bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk strukur
kognitif. Teori ini banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa
perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif
yang telah dimiliki siswa. Beberapa Prinsip Teori Ausubel adalah :
1) Proses
belajar akan terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru
2)
Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memamahi
makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami
3)
Siswa lebih ditekankan unuk berpikir secara deduktif
Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan memfokuskan
pada perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya
untuk memahami dunia.
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip
dasar:
1. Pembelajar aktif dalam
upaya untuk memahami pengalaman.
2.
Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka
ketahui.
3. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
4. Belajar
adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.
Teori belajar
kognitif didasarkan pada keyakinan bahwa peserta didik aktif dalam upaya untuk
memahami bagaimana dunia bekerja, kepercayaan ini konsisten dengan Piaget dan
Vygotsky tentang pemandangan pengembangan pelajar.
Pembelajar melakukan lebih dari sekedar menanggapi. Mereka mencari
informasi yang membantu mereka dari jawaban pertanyaan, mereka memodifikasi pemahaman mereka
berdasarkan pengetahuan baru, dan
perubahan sikap mereka
dalam menanggapi peningkatan pemahaman. teori belajar kognitif pandangan
manusia sebagai "agen goal-directed yang aktif mencari informasi.
Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
pebelajaran yang berpijak pada teor belajar kognitif ini sudah banyak
digunakan. Kebebasan dan keterlibatann siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan,
agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Sedangkan kegiatan pembelajarannya
mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Siswa mengalami perkembangan
kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan
awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik terutama jika mendengarkan
benda-benda konkrit.
3. Keterlibatan
siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan
mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4. Untuk menarik
minat dan meningkatkan retensi perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru
dengan struktur kognitif yang telah memiliki si belajar.
5. Pemahaman dan
retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola
atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6. Belajar memahami
akan lebih bermakna daripada belajar menghafal
7. Adanya perbedaan individual
pada diri siswa pelu diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi,
persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar