RESUME DAN REFLEKSI TEORI KONSTRUKTIVISME
RESUME TEORI
KONSTRUKTIVISME
Oleh : Nur
Anggraini Putri
Belajar bukanlah hanya sekedar
mengingat. Hasil belajar bagi siswa harus dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan
harus bisa memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari mereka. Jadi kegiatan
belajar yang selama ini mereka enyam akan bermanfaat untuk mereka bahkan orang
lain. Menurut teori konstruktivisme setiap orang yang belajar sesungguhnya
telah membangun pengetahuannya sendiri sehingga mereka bisa menjadi aktif dan
terus meningkatkan diri dalam kondisi tertentu.
Teori
konstruktivisme merupakan pembelajaran yang bersifat generatif yaitu melalui
tindakan maka dapat menciptakan sebuah makna dari apa yang di pelajari. Dalam
teori konstruktivisme, diharapkan siswa dapat menemukan suatu pemahaman mereka
sendiri sesuai konsep dan prinsip yang telah diajarkan oleh guru. Salah satu konsep kunci dari teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran dengan pengaturan diri (self regulated learning)
yaitu seseorang yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar efektif dan
bagaimana serta kapan menggunakan pengetahuan itu (Nur dan Wika, 2000). Pendekatan yang lain dalam pengajaran dan pembelajaran yang juga
berlandaskan pada teori konstruktivis adalah pengajaran dan pembelajaran kontekstual. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang
membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya.
Beberapa tokoh dibalik teori
konstruktivisme antara lain :
a. Teori Piaget
Dalam pandangan Piaget pengetahuan datang dari tindakan, jadi perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa
jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Pembelajaran menurut konstruktivis ini dilakukan
dengan memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak
sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran
serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang
dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak. Ada tiga aspek perkembangan intelektual yaitu struktur, isi dan fungsi.
b. Teori Vygotsky
Pada teori ini lebih menekankan pada
kinerja berfikir anak. Jadi, siswa diberikan bantuan di awal pembelajaran baik dengan
teman sebaya maupun orang dewasa lalu mengurangi bantuan tersebut secara
perlahan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab
yang semakin besar setelah ia dapat memecahkan masalahnya sendiri. Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran menekankan
pengajaran top down daripada bottom-up. Top down berarti bahwa siswa mulai
dengan masalah kompleks untuk dipecahkan dan kemudian memecahkan atau menemukan
(dengan bimbingan guru) keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan (Nur, 1998).
HAKIKAT TEORI
KONSTRUKTIVISME
Hal terpenting
dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa
yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau
orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas
dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan
kognitif siswa sehingga belajar lebih diarahkan pada experimental learning. Hakekat dari teori konstruktivis adalah bahwa siswa harus menjadikan
informasi itu miliknya sendiri (Nur dan Wika,2000). Beberapa hal yang mendapat perhatian
pembelajaran konstruktivistik, yaitu:
1.
Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek
yang relevan.
2.
Mengutamakan proses
3.
Menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman social
4.
Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman
ASPEK-ASPEK
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
Aspek-aspek konstruktivitik diantaranya adalah adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the
concept of envieronmet), dan pembentukan makna (the construction of
meaning). Dari ketiga aspek tersebut diadaptasi terhadap
lingkungan yang dilakukan melalui dua proses yaitu :
1. Asimilasi adalah proses kognitif
dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke
dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
2. Akomodasi terjadi
untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi
skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk membimbing siswa dalam
upayanya mencapai keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan agar pencapaian
siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum.
Pandangan-pandangan Konstruktivistik
a.
Pandangan
Konstruktivistik tentang belajar dan pembelajaran
b.
Pandangan
Konstruktivistik tentang penataan lingkungan belajar
c.
Pandangan Konstruktivistik
tentang tujuan pembelajaran
d.
Pandangan
Konstruktivistik tentang strategi pembelajaran
e. Pandangan Konstruktivistik
tentang evaluasi
Rancangan Pembelajaran
Konstruktivistik
1. Identifikasi awal terhadap gagasan yang
mereka miliki terhadap lingkungannya disaring untuk
mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang
menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan tes
awal, interview.
2. Penyusunan
program pembelajaran
3. Orientasi dan elicitasi, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan
4. Refleksi, mengklarifikasi miskonsepsi berdasarkan tingkat kesalahan dan kekonsistenannya untuk
memudahkan merestrukturisasikannya.
5. Resrtukturisasi ide, berupa tantangan, konflik kognitif dan diskusi kelas dan membangun
ulang kerangka konseptual.
6. Aplikasi, menyakinkan siswa akan manfaat untuk
beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah.
7. Review, dilakukan untuk meninjau
keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi
miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran.
8. Revisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila miskonsepsi
yang muncul kembali. Hal ini penting dilakukan agar
miskonsepsi tersebut tidak selamanya menghinggapi struktur kognitif, yang pada
akhirnya akan bermuara pada kesulitan belajar dan rendahnya prestasi siswa
bersangkutan.
Enam keunggulan penggunaan
pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:
1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri,
berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan
tentang gagasannya.
2. Pembelajaran
berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan
yang telah dimiliki siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang
fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa
terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang
menantang siswa.
3. Pembelajaran konstruktivisme memberi
siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong
siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori,
mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
4. Pembelajaran
berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba
gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan
menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan
akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5. Pembelajaran konstruktivisme mendorong
siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan
mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan
mereka.
6. Pembelajaran konstruktivisme memberikan
lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
Daftar Rujukan
Nur, M. dan Wikandari P.R. 2000.
Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran.
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.
Nur, M. 1998. Teori-teori
Perkembangan. Surabaya : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
REFLEKSI TEORI KONSTRUKTIVISME
Oleh : Nur Anggraini Putri
·
Peta
konsep berlandaskan teori kognitif
·
Guru
menggunakan teori konstrukstivis , cara membangun nya dengan cara kolaborasi
·
Ciri
utama konstrukstivis -> membangun dengan bantuan orang lain
·
Power
point, kuisioner itu sebuah alat / media buak metode
·
Observasi
adalah metode
·
Experimen
adalah pengujian hipotesis
·
Penjelasan
antar tentaktif tentang hubungan dua variabel
·
Hipotesis
dibangun melalui teori
·
Prinsip-prinsip teori konstruktivisme
a. Pengetahuan
dibangun oleh siswa sendiri
b. Murid
aktif mengkontruksi secara terus- menerus
c. Mencari
dan menilai pendapat siswa
d. Menyesuaikan
kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa
·
Implementasi teori konstruktivisme
a. Apersepsi : siswa di dorong mengemukakan teentang konsep
b. Eksplorasi : mengungkapkan dugaan sementara dari konsep
c. Diskusi
dan penjelasan konsep : mendiskusikan konsep yang telah di dapat atau dipahami
d.
Pengembangan dan aplikasi : konsep yang telah di pahami dan
diperbaiki di kembangakan dan di
aplikasikan.
·
Kelebihan teori konstruktivisme
-
Bebas mengungkapkan gagasan
-
Memberi pengalaman bagi siswa
·
Kekurangan teori
konstruktivisme
-
Siswa membangun pengetahuan sendiri
-
Menanamkan agar siswa membangun
pengetahuannya sendiri
Komentar
Posting Komentar